Jumat, 05 Februari 2010

Citra Kepaskibraan: Bagian 1

Sejatinya seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) memiliki tingkat kecitraan yang baik, yang akan tampak pada setiap perilaku dan tindak tanduk dalam aktivitas kesehariannya—baik dalam lingkungan sekolah atau pun diluar sekolah. Hal ini menjadi sangat penting mengingat tugas seorang Paskibra bukanlah semata-mata menjadi pengibar bendera saja, melainkan juga ada tugas-tugas penting yang harus dikerjakan oleh seorang Paskibra demi mewujudkan kecintaan kepada negara Indonesia yang lebih mendalam dan membangun rasa persatuan dan kesatuan yang lebih kokoh.

Melihat luhurnya tugas yang diembankan kepada seorang Paskibra, maka sangatlah wajar jika seorang Paskibra haruslah menjadi pribadi-pribadi yang unggul, potensial, dan kreatif. Untuk menjadi seorang pribadi yang unggul, Saya telah membahasnya di buku terdahulu—di sini akan dibahas kelanjutannya. Sedangkan di sisi lain pribadi unggul seorang Paskibra itu harus terlihat dari beberapa citra seorang Paskibra itu sendiri.


A. Citra Paskibra

Apakah citra itu?

Yang dimaksud dengan citra adalah gambaran umum yang nampak pada perilaku seseorang mengenai kepribadian seseorang itu. Jadi, ketika seseorang memiliki kepribadian yang baik dan ditunjukkan dalam bentuk perilaku yang baik—seperti tolong-menolong, saling menyayangi, dsb—maka ia dapat dikatakan memiliki citra yang baik pula.
Di dalam Paskibra, diajarkan pula kecitraan-kecitraan yang harus dimiliki oleh seorang Paskibra sebagai nilai tambah bagi dirinya sendiri, yang pada akhirnya dapat pula ditularkan kepada masyarakat luas sebagai bentuk citra yang positif.

Paskibra dapat dikatakan memiliki citra yang baik dan positif, bila benar-benar telah menunjukkan dan mampu melaksanakan citra-citra yang ada di dalam Paskibra itu. Karenanya, citra itu menjadi hal yang pokok yang harus ditampilkan di dalam diri seorang Paskibra kepada masyarakat umum sebagai nilai tambah. Lebih dari itu, seorang Paskibra harus menjunjung citra Paskibra ini sebagai bentuk kecintaannya kepada Paskibra, yang pada akhirnya akan menunjukkan pula seberapa besar kecintaannya kepada negaranya sendiri.

Perlunya menampilkan citra Paskibra
Seperti telah Saya singgung di atas, bahwa citra Paskibra ditampilkan untuk mendapatkan nilai tambah dari masyarakat umum dan sebagai bentuk dari kecintaannya kepada Paskibra itu sendiri.

Baiklah, sekarang akan Saya jelaskan mengapa hal ini menjadi begitu penting bagi kita semua (anggota Paskibra). Dengerin...!!! Begini ceritanya, sekarang ini kita melihat dengan jelas bagaimana begitu banyak orang Indonesia—khususnya yang muda-muda (pelajar)—kurang kecintaannya terhadap bangsa ini. Hal ini tampak dari kurangnya penghargaan terhadap jasa para pahlawan, kenangan sejarah yang mulai hilang, semangat persaudaraan yang mulai luntur (buktinya banyak tawuran antar pelajar, antar mahasiswa bahkan antar kampung men!), kepedulian sosial yang melemah, banyaknya pengrusakan-pengrusakan yang dilakukan oleh kita semua terhadap alam Indonesia (hutan yang gundul, gunung-gunung yang tandus, dsb), bahkan sampai hal-hal sepele yang berbau ke-Indonesiaan; seperti pelajar yang tidak hafal lagu kebangsaan ‘Indonesia Raya’, tidak hafal lagu-lagu nasional, tidak tahu tokoh-tokoh pahlawan revolusi dan nasional, tidak tahu hari-hari besar nasional, tidak tahu sejarah kemerdekaan RI dan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya, dan masih banyak ketidaktahuan yang lainnya (asal jangan tidak tahu nama sendiri aja yaa, he...he...he...).

Nah! Dari cerita itu, kita bisa menganggap hal-hal seperti itu sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja atau sebaliknya kita menganggapnya sebagai tanda-tanda kemunduran bangsa dari dalam masyarakat—khususnya pelajar—yang harus segera diperbaiki. Buku ini ditulis karena Saya menganggap itu semua sebagai hal yang kedua; tanda kemunduran yang harus segera diperbaiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar